Puisi? Kebanyakan dari kita mungkin sudah tahu ya. Karena puisi sering kita temukan dalam film, sinetron, sekolah dan kehidupan sehari-hari. Biasanya yang paling banyak penggemar puisi Rangga kepada Cinta nih dalam film Ada Apa Dengan Cinta kan? Ngaku hayoo.
Aku paling suka puisi Cinta yang berjudul “Tentang Seseorang” yang dibacakan Dian Sastro karena puisi ini benar-benar terngiang-ngiang ya di pikiranku. Sampai ada kejadian nyata yang unik menurutku. Waktu itu, aku benar-benar lagi galau banget biasalah karena masalah asmara tapi disisi lain kami juga akan ujian OSCE. Bagi teman-teman yang belum tahu, OSCE itu salah satu ujian praktik di Fakultas Kedokteran, kita benar-benar disimulasikan seperti dokter yang memiliki pasien dengan kasus yang belum kita tahu sebelumnya dan kita harus bisa memberi tatalaksana awal, meresepkan obat dan mengedukasi pasien dengan benar. Setiap sesinya hanya diberi waktu tujuh menit. Kebayang lah ya teman-teman, ruangan OSCE adalah ruangan terhoror di FK. Dan hari itu, kakak tingkat lagi buat tentoran seputar OSCE, rencananya aku mau ikut acara itu. Tapi di sisi lain, temanku juga ngajak jalan-jalan ke Brastagi. Dilema banget gak tuh.
Spontan yang terngiang dipikiranku,
“Atau aku harus lari ke hutan lalu belok ke pantai?”
Sekilas ini contoh puisinya, dibaca dulu yok.
Tentang Seseorang
Ku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Ku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci
Aku ingin bingar,
Aku mau di pasar
Bosan Aku dengan penat,
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika Ku sendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai,
biar mengaduh sampai gaduh,
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan lalu belok ke pantai?
Gimana? Kerenkan puisinya? Singkat aja, puisi pendek tapi feel nya dapat banget.
Yuk, Kenalan dulu, Apa sih Puisi itu?
Secara awam, puisi adalah karangan yang berisi kalimat-kalimat yang padat, ringkas dan pendek. Ia adalah inti sari dari kata-kata.
Sepanjang zaman, puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini mengingatkan hakikatnya sebagai karya seni yang selalu menjadi ketegangan antara konnvensi dan pembaharuan(inovasi) (Teeuw,1980:12)
Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya (Riffaterre,1978:1) (dalam Pradopo,2020).
Puisi adalah salah satu genre atau jenis sastra. Seringkali kan kita menyamakan puisi dengan sajak, padahal sebenarnya itu berbeda lo fren. Puisi itu jenis sastra yang melingkupi sajak, sedangkan sajak adalah bagian atau individu puisi. Dalam istilah bahasa Inggris-nya puisi disebut poetry dan sajak disebuat poem.
Memang sebelum ada istilah puisi, istilah sajak digunakan untuk menyebut jenis sastranya (puisi) ataupun individu sastranya(sajak). Hal ini tak terlepas dari masuknya istlah puisi dari bahasa asing dalam bahasa Indonesia. Istilah ini berasal dari bahasa Belanda poezie. Dalam bahasa Belanda ada istilah gedicth yang berarti sajak, tetapi istilah ini tidak diambil ke dalam bahasa Indonesia.
Yup teman-teman, kita baru saja dapat pengetahuan baru bahwa puisi itu berasal dari bahasa Belanda lho.
Kalau di bangku sekolah misalnya SMA, kita selalu dijelaskan bahwa puisi adalah karangan yang terikat sementara prosa ialah bentuk karangan bebas kan?
Menurut Wirjosoedarmo, puisi itu karangan yang terikat oleh:
- Banyaknya baris dalam tiap bait (kuplet, strofa, suku karangan)
- Banyak kata dalam tiap baris
- Banyak suku kata dalam tiap baris
- Rima
- Irama
Dari contoh yang dikutip diatas, jelas banget ya definisi pak Wirjosoedarmo itu sudah tidak cocok dan tidak relevan lagi dengan puisi zaman sekarang yang isinya sudah lebih bebas dan merdeka.
Kalau kata pak Askolani Nasution, yang merupakan mentor kami di Forum Penulis Madina, “Selama si penulis menyebut itu puisi, itu adalah puisi. Tidak peduli berapa baris dalam satu bait atau berapa suku kata setiap barisnya.”
“Selama si penulis menyebut itu puisi, itu adalah puisi. Tidak peduli berapa baris dalam satu bait atau berapa suku kata setiap barisnya.”
Askolani Nasution
Puisi ini memang sangat unik ya Fren.
Pengertian puisi akhirnya berubah sesuai perkembangannya. Menurut Altendbernd (1970:2), puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama ( bermetrum). Kalau kata Almarhum pak Sapardi Djoko Damono, puisi adalah permainan bunyi.
Puisi adalah permainan bunyi.
Sapardi Djoko Damono
Shanon Ahmad (1978:3) mengutip definisi para penyair romantik Inggris. Misalnya, Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata terindah dalam susunan terindah.Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lainnya sangat erat hubungannya, dan sebagainya.
Jadi, kalau menurut Rahmat Djoko Pradopo, unsur puisi antara lain adalah emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan dan perasaan yang bercampur baur.
Puisi Lama Vs Puisi Baru
Untuk lebih mudahnya kita bedakan saja ya, kita golongkan antara jenis puisi lama dan puisi baru.
Puisi Lama | Puisi Baru |
Terikat aturan: Banyaknya baris dalam tiap bait (kuplet, strofa, suku karangan) Banyak kata dalam tiap baris Banyak suku kata dalam tiap barisRima Irama | Bebas alias tak beraturan. Seolah tak berjenis. Setiap orang bebas mengekspresikan pemikiran dan perasaannya tanpa terikat aturan, misalnya baris atau berirama. |
Para penyair baru (modren) menulis puisi tanpa mempedulikan ikatan-ikatan formal. Ribet banget ga sih rasanya kalau terikat? Sama kayak terikat mantan, semua harus mau dia, merasa dikekang,kan ga enak ya? Kita juga jadi repot banget harus hafal aturan-aturan itu hingga bisa mengganggu mood dalam mengekspresikan pengalaman estetik dalam puisi.
Ga pake ribet mah nulis puisi itu, tulis aja dulu, edit kemudian. Okeh?
Kalau secara teori, bahasa adalah pengucapan karya sastra. Tetapi bagi penyair, poetry is the best word in the best order (puisi adalah kata-kata terbaik dalam susuna terbaik).Tentu saja teman, bagi penyair, bahasa bukan hanya sekedar media tapi juga tujuan. Artinya, untuk mencapai susunan yang terbaik itu, seorang penyair akan bergulat dahulu dengan bahasa dan tidak sekedar menjemput kata-kata begitu saja untuk mengungkapkan dunia yang begitu kompleks dan menyeluruh, yang menyangkut dunia pembaca dan dunia penyair itu sendiri. (Suminto A. Sayuti,2001)
Bahkan secara ekstrim, Sapardi Djoko Damono (dalam Abdul Hadi WM,1976) menyatakan bahwa kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi. Kata-kata tidak hanya sekedar berperan sebagai alat yang menghubungkan pembaca dengan ide penyair, seperti peran kata-kata dalam bahasa seharai-hari dan prosa umumnya,tetapi sebagai pendukung imaji dan penghubung pembaca dengan dunia intuisi penyair.
Kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi. Kata-kata tidak hanya sekedar berperan sebagai alat yang menghubungkan pembaca dengan ide penyair, seperti peran kata-kata dalam bahasa seharai-hari dan prosa umumnya,tetapi sebagai pendukung imaji dan penghubung pembaca dengan dunia intuisi penyair.
Sapardi Djoko Damono
Puisi adalah suatu unikum, hasil pengamatan yang unik seorang penyair. Hal itu ga akan tercapai kalau si penyair dengan tenang saja mengoper kata-kata yang bertebaran di sekelilingnya, tanpa penyesuaian dengan dunia baru, yang unik. Yup, tugas penyair yang terberat adalah melawan kata-kata, untuk bisa menguasainya kemudian memurnikannya dan memberinya bobot. Bahasa adalah media sastra dan dengannya kita dapat membedakan antara karya sastra dengan karya yang bukan sastra. Maka Wellek (1956) mengemukakan perbedaan tiga macam bahasa, yaitu bahasa sastra, bahasa keilmuan, dan bahasa sehari-hari.
Contoh Puisi Lama & Puisi Baru
Puisi Lama
Sajak Roestam Effendi (1953:28)
Bukan Beta Bijak Berperi
Bukan beta/bijak berperi
Pandai menggubah/madahan syair
Bukan beta / budak Negeri
Mesti menurut/undangan mair
Sarat saraf/saya mungkiri
Untaian rangkaian/seloka lama
Beta buang/beta singkiri
Sebab laguku/menurut sukma
Susah sungguh/ saya sampaikan
Degup-degupan/ di dalam kalbu
Lemah laun /lagu dengungan
Matanya digamat/rasaian waktu
Sering saya/ susah sesaat,
Sebab madahan/tidak nak datang
Sering saya/susah mekat,
Sebab terkurung/lukisan mamang
Bukan beta/bijak berlagu
Dapat melemah/bingkaian pantun
Bukan beta/ berbuat baru
Hanya mendengar/bisikan alun
Contoh puisi baru:
Puisi karya Chairil Anwar
Aku
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Contoh Puisi Zaman Now
Puisi karya Nanda Sri Wahyuni
Mengapa harus ada hitam jika putih menyenangkan?
Kau kah itu teka-teki yang tak menepati janji?
Kau kah itu mozaik-mozaik yang selalu berusaha ku susun rapi tapi tetap ingkar diri dan tak mengikuti nurani?
Kau kah itu laki-laki yang ku cintai?
Ku bawa padamu seikat bunga harum kesturi.
Tapi, kau bilang aku si biang keladi yang membuatmu selalu risau karena rindu yang tak tahu diri selalu menghampiri.
Ku bawa padamu sepaket hati yang berisi suka, duka, bahagia dan kekesalan rasa berdilema
Tapi, kau takut membukanya.
Ku bawa padamu payung untuk melindungimu dari serbuk-serbuk hujan yang tak kunjung reda.
Tapi, kau takut melewatinya karena banyaknya sisa-sisa genangan yang ditinggalkan yang tidak memperdulikan lara.
Kau kah itu laki-laki yang ku sayangi?
Kau kah itu yang selalu bersembunyi?
Kau kah itu yang selalu menyimpan rasamu sendiri?
Kau kah itu laki-laki yang harus ku biarkan menepi dan pergi?
Jawab!
Mengapa harus ada hitam jika putih menyenangkan?
Jadi gimana nih fren, kalau puisi yang ku tulis itu sejenis mengungkapkan kegundahan hati. Jadi, kita menuliskan apa yang kita rasakan aja. Setelah baca artikel di atas, semakin mengenal puisi kan? Mudah-mudahan bisa juga nih jatuh cinta sama puisi. Semoga bermanfaat. Oiya, tulisan diatas sumbernya dari buku “AKU BISA MENULIS” karya Didik Komaidi. Terimakasih pak Didik, bukunya sangat keren dan bermanfaat sekali.
Puisi adalah Nanda. Nanda adalah puisi yang memintal emas dalam penanya. Mujahidah Pena. Puisi adalah dakwah. Puisi adalah konser kesunyian. Puisi adalah pemberontakan. Puisi adalah rasa. Puisi adalah cinta. Puisi adalah bunga mawar dalam topi pesulap. Puisi adalah siluet abstrak yang hadir dari kontemplasi teater dalam pikiranku. Puisi adalah imajinasi. Puisi adalah kreativitas dalam narasi, permainan bunyi dan curahan emosi. Aku masih mengingat betul, perkenalan pertamaku dengan puisi. Aku benar-benar susah payah mengenalmu puisi. Duhai, itu sebabnya aku sangat susah melepaskanmu.
Jangan lupa, komen artikel ini dengan puisi karya mu yaa, kita bisa sharing-sharing mengenai puisi. Saya sangat terbuka jika teman-teman ada yang ingin bertanya. Silahkan tanyakan saja di kolom komentar ya. Terimakasih banyak semuanya.
Salam,
Di acungi jempol deh, semangat !!!
Makasi banyak kak Farhah, yuk sama-sama belajar